BLOGGER TEMPLATES - TWITTER BACKGROUNDS

بسم الله الرحمن الرحيم

الله محمد

Cari Blog Ini

kajian Hipotesis Sapir-whorf terhadapa bahasa dan budaya

Keterkaitan Hipotesis Sapir-whorf dalam bahasa dan budaya

Hipotesis Sapir-Whorf menyatakan bahwa bahasa milik suatu bangsa menentukan pandangannya terhadap dunia dan lingkungan sekitarnya. Tidaklah mungkin bagi seseorang untuk mampu mengenali realitas yang ada dalam lingkungannya tanpa menggunakan bahasa. Seiring perjalanan waktu, hipotesis ini mengarah pada pembentukan pendapat yang kuat dan pendapat yang moderat. Pemikiran yang kuat yang berlandaskan hipotesis ini menyatakan bahwa pemikiran seseorang ditentukan oleh kategori-kategori yang disediakan oleh bahasa mereka. Hal ini disebut Determinisme Linguistik. Sedangkan pemikiran yang lebih moderat dikenal dengan istilah Relativisme Linguistik. Pemikiran ini menyatakan bahwa perbedaan antar bahasa mengakibatkan perbedaan pemikiran para penuturnya Realitas secara tidak sadar dibangun di atas perilaku berbahasa suatu kelompok. Tidak ada dua bahasa yang benar-benar bisa mewakili realitas yang sama. Hal ini disebabkan tidak hanya karena bahasanya yang berbeda, namun juga karena dunia dimana masing-masing bahasa tersebut digunakan, berbeda .

Bila dilihat dan dikaji dari hipotesis sapir-whorf tersebut maka dapat dilihat bahwa antara hipotesis tersebut dengan bahasa dan budaya memiliki suatu keterkaitan. Letak keterkaitannya adalah bahasa merupakan suatu bagian atau produk dari budaya dan dari segi gramatikal suatu bahasa dapat membuat sebuah informasi atau pesan yang disampaikan berhubungan dengan budaya dan cara berbahasa seseorang, karena secara garis besar bahasa memang sangat terkait dan saling mempengaruhi dengan budaya, dapat dilihat seperti contoh penggunaan bahasa antara daerah pegunungan maupun pesisir berbeda, antara gaya berbahasa orang jawa dengan orang sumatera memiliki perbedaan, karena pada dasarnya bahasa adalah sebuah kemampuan seseorang yang diwarisi secara kultural bukan secara biologis., dari sebuah bahasa seorang individu juga dapat dinilai konteks budaya yang dimilikinya apakah pola budaya tinggi atau pola budaya rendah. Selain itu bahasa juga dapat mempengaruhi pola pikir seseorang karena bahasa dapat menstimuli atau merangsang otak manusia untuk melakukan respon pergerakan diberbagai aspek termasuk aspek budaya universal . karena makhluk yang berbudaya adalah makhluk yang cerdas, dan makhluk yang cerdas adalah makhluk yang dapat bersosial dengan baik, untuk menciptakan interaksi sosial yang baik tersebut maka diperlukan bahasa sebagai lambang bunyi yang bersifat arbiter.

Nilai-nilai yang terdapat dalam sebuah budaya akan mempengaruhi praktek berbahasa pada individu-individu yang terlibat didalamnya. Praktek berbahasa ini kemudian akan berimbas pada sikap generasi pelanjutnya. Pada gilirannya, generasi muda ini kemudian akan melanjutkan garis kebudayaan ke depan. Dengan kata lain, generasi ini akan mulai memberikan pengaruhnya pada bentuk kebudayaan mereka, oleh kerenanya perubahan cara bahasa dan budaya anak muda zaman sekarang secara tidak langsung akan mengikis budaya sebelumnya dan dapat membuat perubahan budaya kedepannya baik berupa akulturasi maupun asimilasi.

Jika dilihat budaya dapat mempengaruhi secara langsung bahasa individu-individu yang berinteraksi di dalam sistem budaya tersebut, namun bahasa tidak memberikan pengaruh secara langsung kepada budaya. bahasa terlebih dahulu akan membentuk sebuah sikap yang akan memberikan pengaruh kepada kebudayaan.

“Masinambouw menyebutkan bahwa bahasa dan kebudayaan merupakan dua sistem yang melekat pada manusia. Kalau kebudayaan itu adalah sistem yang mengatur interaksi manusia di dalam masyarakat, maka kebahasaan adalah suatu sistem yang berfungsi sebagai sarana berlangsungnya interaksi itu”

Lalu bagaimana kajian diatas dapat mempengaruhi komunikasi antar budaya? Dari kajian diatas hal-hal tersebut jelas dapat mempengaruhi komunikasi antar budaya dikarenakan salah satu salauran didalam komunikasi antar budaya adalah komunikasi antar pribadi dan didalam komunikasi antar pribadi agar terciptanya komunikasi yang efektif maka diperlukanlah bahasa yang dapat dimengerti oleh antar dua individu, apabila dari segi bahasa tersebut saja sudah sering terjadi kesalah pahaman persepsi maka sudah jelas juga akan sulitnya terjadi komunikasi antar budaya, karena lebih banyaknya kesamaan seperti bahasa, jenis kelamin, lingkungan dan lain-lain maka lebih mudah dalam kita berkomunikasi antar budaya atau lebih dikenal dengan istilah homofili ( lebih banyak kesamaan ) dan semakin banyak perbedaan ( heterofili ) maka semakin sulit juga kita berkomunikasi antar budaya.

  1. like this buat blogny, membantu sekali :)

  1. confusing. pemakaian bahasanya kurang efektif.
    tapi cukup membantu, terimakasih :)

Posting Komentar